Surabaya conexnews.id - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia (DPW PSI) Jawa Timur, Teguh Cahyadien menyatakan PSI tegas meminta agar tidak ada pemaksaan pembelian seragam sekolah apalagi dengan harga yang mahal.
"Pemaksaan pembelian seragam sekolah harus melalui sekolah, jelas merupakan bentuk pungli terselubung. Sangat memberatkan orangtua murid," tegas pria yang akrab dipanggil Gus Dien ini.
Satu kasus yang viral adalah biaya pembelian seragam sekolah di SMAN 1 Tulungagung. Nota pembelian seragam tertulis harga keseluruhan sebesar Rp2,3 juta. Bentuknya masih kain kecuali baju seragam olahraga.
"Pasti ada embel-embel beli di sekolah saja agar seragam. Kalau beli di luar nanti beda warna dan jenis kain. Ini pemaksaan dengan dalih agar seragam nanti sama. Fungsi sekolah seketika berubah menjadi pasar yang menjual komoditas. Siapa yang menangguk untung secara ekonomi di penjualan seragam ini?" Ujar Gus Dien.
Dan biaya sebesar itu hanya berupa kain. Masih ada ongkos jahit yang menjadi beban orangtua murid.
Gus Dien menyatakan PSI meminta seluruh Gubernur di Indonesia mengawasi ketat pungli yang disamarkan menjadi pembelian seragam yang mahal, pengenaan sumbangan uang gedung, dan masih banyak lagi.
"Jangan sampai muncul impresi hanya anak-anak dari keluarga kaya saja yang layak sekolah. Jangan sampai pula terjadi diskriminasi terhadap siswa yang memilih membeli seragam yang lebih murah di luar sekolah. Sekolah untuk tempat belajar, bukan tempat oknum memburu rente," katanya.
Gus Dien juga mempertanyakan banyaknya jenis seragam untuk baju sekolah. Dari putih abu-abu, pramuka, batik dan baju khas daerah.
"Apa hubungan siswa harus pakai ganti-ganti seragam dengan kualitas pendidikan? Ini selain tidak berdampak langsung dengan proses belajar mengajar, juga memberikan dampak ekonomi biaya tinggi di pendidikan. Hal-hal seperti ini harus diberantas," ujarnya.(#KefasHervinDevanandaSTh)
Kamis, 27 Juli 2023
New