Trenggalek Conexnews.id - Pemkab Trenggalek, serius ingin mewujudkan IP400 di daerahnya demi meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan ini recananya Pemkab Trenggalek akan menggandeng PT. Maxxi Tani Teknologi sebagai mitra petani.
Program IP400 sendiri merupakan inovasi dalam berusaha tani dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan lahan sehingga bisa tanam dan panen 4 kali dalam setahun.
Rabu (12/4) Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin berkesempatan menjajal beberapa alat pertanian modern yang dikembangkan oleh PT. Maxxi di areal persawahan Desa Kerjo, Kecamatan Karangan. Kemudian menyaksikan penyemprotan pestisida menggunakan drone di Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari.
Usai menjajal Rotavator, alat menyeropai tracktor yang dipercaya handal di segala medan, kepala daerah yang akrab disapa Gus Ipin itu menyatakan, "Trenggalek memang ingin mewujudkan IP400 tapi benar-benar bertahap," ucapnya.
Untuk mencapai IP400, sambung Bupati Trenggalek menambahkan, "kita memerlukan teknologi yang masuk. Kemudian kita bekerjasama dengan PT Maxxi, yang kemudian memfasilitasi hingga saprodi-nya disediakan oleh PT dan dipinjamkan kepada petani. Sampai mereka nanti mengambil produk dari petanin ini dengan harga yang baik. Karena diproyeksikan untuk menjadi beras premium," imbuhnya.
Sinergi, kolaborasi antara petani, kemudian swasta dan juga pemerintah ini menjadi satu platform baru di Trenggalek yang harapannya nanti bisa meningkatkan produktivitas yang ujungnya pada peningkatan penghasilan.
Tapi saya tadi juga mengingatkan kepada petani, juga harus berhitung. Kita juga sudah menerapkan beberapa pertanian organik. Atau pertanian campuran antara organik dan kimia yang berimbang. Ini juga diharapkan bisa mengurangi beban petani dari sisi produksi, karena kita tahu bahwa pupuk subsidi terbatas.
Saya harapkan petani tidak sedikit-sedikit beli sedikit-sedikit hutang. Sehingga ketika panen mereka tinggal terimanya sangat sedikit sekali. Makanya tadi juga kita singgung, bagaimana cara produksinya bisa murah kemudian produktifitasnya meningkat.
Kuncinya bagaimana kita bisa menerapkan pertanian kembali ke alam atau organik. Kemudian ditambah dengan masuknya teknologi atau mekanisasi.
Saat ini saya di Desa Kerjo ini ada alat Rotavator. Ini hampir sama seperti traktor biasa, tapi lebih presisi dan lebih handal. Di lahan basah, kering, pengaturan kedalamannya juga bisa. Setelah ini kita akan ke Gandusari untuk menyemprot pestisida menggunakan Drone di sana.
Jadi harapannya, ini nanti juga bisa mempermudah petani untuk bisa meningkatkan produktivitasnya khususnya untuk menerapkan lahan yang luas antar gapoktan.
Rencananya IP400 ini akan diterapkan pada 350 hektar lahan pertanian, dari total lahan yang ada seluas kurang lebih 13.000 hektar sawah. "Kita punya sekitar 13 ribu hektar sawah dan percobaannya sekitar 350 hektar yanh tersebar di beberapa desa/ kecamatan," tandasnya. (Nur/ Dokpim)